Jumat, 26 September 2025

Gratis Buku Bermuatan STEM dari Kemendikdasmen

Apa Itu STEM?

STEM singkatan dari Science, Technology, Engineering, Mathematics. Pendekatan ini menggabungkan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika untuk membantu siswa memahami dan memecahkan masalah nyata. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga dilatih untuk berpikir kritis, berkreasi, dan bekerja sama lintas disiplin ilmu.


Peluncuran Buku STEM oleh Kemendikbud

Melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), pemerintah merilis panduan pembelajaran STEM serta buku interaktif digital. Inisiatif ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat kualitas pembelajaran sesuai tuntutan zaman.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa sains dan teknologi adalah fondasi penting bagi masyarakat masa depan yang semakin teknokratis dan melek teknologi.

Mengapa STEM Penting untuk Siswa?

STEM hadir bukan sekadar untuk mempelajari teori, melainkan untuk:

  • Melatih siswa berpikir kritis dan kreatif.
  • Membiasakan mereka memecahkan persoalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
  • Membentuk karakter dan menumbuhkan kontribusi positif di masyarakat.

Dengan cara ini, generasi muda diharapkan lebih siap menghadapi tantangan era digital dan revolusi teknologi.

Dukungan Program Pemerintah

Menurut Abdul Mu’ti, program ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya pada poin keempat yang menekankan pembangunan sumber daya manusia unggul melalui pendidikan, sains, dan teknologi. Artinya, STEM bukan sekadar metode belajar, melainkan bagian dari strategi nasional dalam menyiapkan masa depan bangsa.

Buku STEM Digital Gratis: Cara Mengaksesnya

Kepala BSKAP, Toni Toharudin, menjelaskan bahwa panduan dan buku STEM ini diharapkan memperkuat implementasi pembelajaran di sekolah serta meningkatkan literasi guru, siswa, dan masyarakat.

Kabar baiknya, buku ini tersedia dalam format digital dan dapat diakses secara gratis melalui laman resmi:


Kesimpulan

Peluncuran buku interaktif STEM dari Kemendikbud adalah langkah besar dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan akses gratis, guru dan siswa dapat lebih mudah memanfaatkan sumber belajar yang kreatif, inovatif, dan sesuai kebutuhan zaman.


✨ Yuk, segera akses buku STEM gratis dari Kemendikbud dan temukan cara belajar sains & teknologi yang lebih seru dan bermanfaat!


---

Klik ini untuk membaca lanjutannya

Kamis, 25 September 2025

NotebookLM Apa Itu ?


NotebookLM
adalah produk Google yang diluncurkan pada 12 Juli 2023 sebagai "Project Tailwind", yaitu prototipe buku catatan Artificial Inteliegence (AI) yang belajar dari dokumen anda. Dilansir dari laman revolgy.com yang ditulis oleh Jana Brnakova (9 Juli 2025) menjelaskan perihal NotebookLM ini. Berikut penjelasannya :

Mencatat catatan, berkas, dan ide bisa jadi merepotkan, tetapi dengan NotebookLM dari Google, Anda bisa mengubahnya. Awalnya diluncurkan sebagai eksperimen, kini NotebookLM menjadi alat yang sangat populer untuk mengatur dan mengelola konten Anda sendiri.

NotebookLM kompatibel dengan Google Workspace dan memungkinkan Anda memasukkan Google Dokumen, PDF, video YouTube, dan lainnya. Anda dapat menelusurinya, mendapatkan ringkasan, dan menemukan informasi bermanfaat dengan cepat. Artikel ini membahas apa yang dilakukan NotebookLM dan bagaimana ia dapat menyesuaikan dengan alur kerja Anda.

Apa itu NotebookLM?

NotebookLM mengubah cara Anda berinteraksi dengan catatan. Alih-alih menghabiskan waktu berjam-jam menelusuri dokumen, Anda dapat menggunakan fitur-fitur canggihnya untuk menemukan jawaban dan solusi lebih cepat.

Misalnya, jika Anda mengunggah laporan yang panjang, NotebookLM dapat memberikan ringkasan singkat, menyoroti bagian-bagian penting, atau menjawab pertanyaan spesifik tentang konten tersebut. Jika Anda mengalami kebuntuan ide, alat ini dapat menganalisis catatan Anda dan menyarankan perspektif atau koneksi baru yang mungkin terlewatkan.

Ini juga meningkatkan kolaborasi . Tim dapat berbagi buku catatan, berkontribusi secara real-time, dan menggunakan saran yang dihasilkan AI untuk tetap selaras dalam proyek.

Apa yang membuat NotebookLM berbeda dari model bahasa besar?

Pada intinya, NotebookLM adalah alat AI untuk bekerja dengan konten yang Anda unggah . 

Ini adalah model terlatih seperti yang lain; namun, Anda perlu menambahkan data Anda sendiri agar berfungsi dan merespons. Model ini memastikan semua jawabannya dapat diverifikasi terhadap sumber Anda, artinya model ini tidak akan berhalusinasi.

Berbeda dengan alat AI umum seperti ChatGPT, NotebookLM tidak mengambil informasi dari internet atau mengarang detail yang tidak dapat diverifikasi. Sebaliknya, NotebookLM berfokus sepenuhnya pada materi Anda — merangkum poin-poin penting, menemukan informasi relevan, dan menyarankan cara untuk mengembangkan ide Anda.

Apa yang dilakukan NotebookLM?

NotebookLM memiliki banyak alat yang berguna untuk tugas pribadi dan profesional:

  • Menghasilkan ide: Jika Anda tidak yakin bagaimana cara melangkah maju, ia dapat menelusuri catatan Anda dan menyarankan pertanyaan, ide, atau area yang mungkin ingin Anda jelajahi.
  • Bertukar pikiran & berkolaborasi: Anda dapat berbagi buku catatan dengan orang lain. Kirimkan kepada seseorang melalui email dan pilih apakah mereka dapat melihatnya saja atau membuat perubahan. Atau, bagikan tautan agar siapa pun yang memilikinya dapat melihat buku catatan tersebut.
  • Membuat konten: Jika Anda sedang menulis atau mengulas artikel yang panjang, NotebookLM dapat membantu Anda merangkum poin-poin utama atau menyusun draf kasar. NotebookLM juga dapat mengubah catatan Anda menjadi audio jika Anda lebih suka mendengarkannya.

Cara kerja NotebookLM

NotebookLM menggunakan Google Gemini 2.5 Flash untuk menganalisis, mengelola, dan menyempurnakan materi yang Anda unggah. Mulailah dengan membuat buku catatan dan mengunggah konten. NotebookLM mendukung jenis sumber berikut:

  • Berkas audio
  • Salin dan tempel teks
  • Google Dokumen
  • Google Slides
  • File Teks, Markdown, dan PDF
  • URL web
  • URL YouTube dari video publik
  • Gambar (.png, .jpg, .jpeg), hingga 10MB

Anda dapat memiliki hingga 100 buku catatan, masing-masing berisi hingga 50 sumber, dengan batas hingga 500.000 kata untuk setiap buku catatan. Batas hariannya adalah 50 kueri obrolan dan 3 generasi audio.

Jika Anda meningkatkan ke kemampuan Pro, Anda dapat mengelola hingga 500 buku catatan, masing-masing dengan 300 sumber, 500 pertanyaan obrolan harian, dan 20 generasi audio.

Output yang bisa Anda dapatkan meliputi linimasa, FAQ, dan panduan belajar, sehingga memudahkan Anda menggunakan materi secara efektif. Dengan Audio Overview , Anda dapat mengubah sumber belajar menjadi diskusi audio percakapan mendalam tentang topik yang Anda pilih. Selain itu, kini mendukung lebih dari 50 bahasa .

Aplikasi NotebookLM

Contoh tangkapan layar NotebookLM saat beraksi
Penggunaan NotebookLM : (revolgy.com)

Google telah meluncurkan aplikasi seluler NotebookLM untuk Android dan iOS. Aplikasi ini mencakup banyak fitur inti NotebookLM, dan peningkatan serta pembaruan lainnya akan hadir dalam beberapa bulan mendatang. Rilis awal meliputi:

  • Mendengarkan Ikhtisar Audio secara offline
  • Berinteraksi dengan tuan rumah
  • Berbagi ke NotebookLM dari mana saja


Sumber : revolgy.com
Klik ini untuk membaca lanjutannya

5 Hal Tentang Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) untuk SMA

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) meluncurkan kebijakan strategis berupa integrasi Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) ke dalam sistem pendidikan. Langkah ini merupakan respons terhadap tuntutan zaman, di mana peserta didik perlu dibekali dengan keterampilan abad ke-21: berpikir kritis, kreatif, literasi digital, dan penguasaan teknologi. KKA dirancang untuk siswa di jenjang pendidikan dasar dan menengah, yakni SD, SMP, dan SMA/SMK.


5 Hal Mengejutkan yang Diajarkan di Kelas AI & Koding SMA Sekarang (Dan ini bukan sekedar Soal Kode)

Pendahuluan: Lupakan Ruang Komputer Penuh Angka Rumit

Kecerdasan Artifisial (AI) bukan lagi sekadar istilah teknologi di masa depan. AI telah meresap ke dalam kehidupan kita, mulai dari rekomendasi film di platform streaming, asisten virtual yang menjawab pertanyaan kita, hingga fitur prediksi teks saat mengetik pesan. Mengingat hal ini, apa yang Anda bayangkan ketika mendengar tentang kelas koding dan AI di SMA? Mungkin yang terlintas adalah gambaran kelas komputer yang suram, penuh layar berkedip dengan teks hijau misterius, rumus matematika rumit, dan suasana yang kaku.

Namun, kenyataannya jauh berbeda. Selamat datang di era baru, di mana kelas koding lebih mirip studio kreatif daripada laboratorium matematika. Pembelajaran AI dan koding di tingkat SMA, khususnya untuk Fase E (Kelas 10) berdasarkan kurikulum baru, ternyata jauh lebih kreatif, relevan, dan fokus pada cara berpikir daripada yang dibayangkan banyak orang. Artikel ini akan mengungkap lima hal paling mengejutkan yang diajarkan di dalamnya.

Kejutan #1: Tujuannya Bukan Mencetak Coder, Tapi Pemikir Komputasional

Hal pertama yang paling mendasar adalah pergeseran fokus. Tujuan utamanya bukan lagi mencetak siswa yang hafal sintaks pemrograman, melainkan membentuk mereka menjadi seorang pemikir komputasional (computational thinker).

Berpikir Komputasional (Computational Thinking) adalah cara berpikir untuk menuntaskan masalah secara efisien, efektif, dan optimal. Ini adalah sebuah kerangka pemecahan masalah yang bisa diibaratkan seperti resep seorang koki andal. Ada empat fondasi utama di dalamnya:

  • Dekomposisi: Memecah resep rumit (masalah besar) menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dikelola.
  • Pengenalan Pola: Mencari kesamaan atau tren yang berulang dalam proses memasak untuk menciptakan solusi yang efisien.
  • Abstraksi: Fokus pada informasi yang paling penting (bahan utama dan takaran) dan mengabaikan detail yang tidak relevan.
  • Algoritma: Merancang langkah-langkah solusi yang terstruktur dan logis untuk diikuti, persis seperti instruksi resep dari awal hingga akhir.

Pendekatan ini sangat berdampak karena mengajarkan skill pemecahan masalah yang universal. Keterampilan ini tidak hanya berguna di dunia informatika, tetapi juga dapat diterapkan di semua bidang kehidupan, dari merencanakan proyek sekolah hingga mengelola keuangan pribadi. Pendekatan inilah yang memungkinkan kejutan terbesar berikutnya: ternyata, untuk masuk ke dunia AI, Anda tidak perlu lagi menjadi seorang master kode.

Kejutan #2: Belajar AI Bahkan Tak Perlu Menyentuh Kode

Ini mungkin kejutan terbesar bagi banyak orang. Banyak proyek awal yang dirancang untuk siswa SMA sama sekali tidak mengharuskan mereka menulis satu baris kode pun. Hal ini dimungkinkan karena fokusnya bukan pada sintaks, melainkan pada "Berpikir Komputasional" yang telah diajarkan sebelumnya. Siswa belajar logika di balik AI, bukan hanya bahasanya. Tujuannya adalah untuk memahami konsep dan cara kerja AI terlebih dahulu sebelum terjun ke aspek teknis yang lebih dalam.

Seperti yang disebutkan dalam salah satu sumber materi ajar: "Tidak harus bisa coding untuk mulai memahami AI".

Contoh konkret dari pendekatan ini terlihat dalam beberapa proyek. Pada "Proyek 4: Eksperimen Tools AI Gratis", siswa diajak menggunakan aplikasi yang sudah ada seperti Canva AI, ChatGPT, atau Google Translate untuk membuat produk kreatif seperti poster edukasi atau ringkasan teks. Proyek lain seperti "Peta Konsep AI dan Koding" juga hanya memerlukan penggunaan tool mindmap digital untuk memvisualisasikan hubungan antar konsep.

Pendekatan ini meruntuhkan tembok penghalang yang selama ini membuat AI terasa eksklusif. Siswa dari berbagai latar belakang minat—baik seni, bahasa, maupun ilmu sosial—dapat bereksplorasi dan memahami konsep teknologi tanpa harus menjadi ahli pemrograman terlebih dahulu.

Kejutan #3: Siswa Diajari "Cara Berbicara" dengan AI Lewat Prompt Engineering

Jadi, setelah belajar berpikir seperti komputer, apa langkah selanjutnya? Ternyata, bukan belajar bahasa mesin, tapi justru belajar "berbicara" dengan mesin. Keterampilan ini dikenal sebagai Prompt Engineering, yaitu seni menyusun instruksi atau "prompt" yang efektif agar AI generatif seperti ChatGPT atau DALL·E dapat menghasilkan output teks atau gambar yang paling sesuai dengan keinginan.

Kurikulum ini mengintegrasikannya ke dalam proyek-proyek nyata. Siswa tidak hanya belajar teori, mereka langsung bereksperimen. Dalam "Proyek 7: Menyusun Prompt untuk ChatGPT" atau "Proyek 8: Poster Digital dari Prompt Visual Generatif AI", mereka bisa menyaksikan bagaimana dengan mengubah satu kata dalam sebuah prompt, AI dapat mengubah alur cerita pendek dari komedi menjadi tragedi, atau mengubah gaya visual poster dari retro menjadi futuristik.

Ini adalah keterampilan yang sangat modern dan relevan. Di masa depan, kemampuan berinteraksi secara efektif dengan sistem AI akan menjadi kompetensi krusial di berbagai profesi, sama pentingnya seperti kemampuan menggunakan mesin pencari saat ini.

Kejutan #4: Proyeknya Praktis dan Mendorong Kolaborasi Manusia-AI

Anggapan bahwa belajar koding adalah aktivitas teoretis dan individualistis kini terbantahkan. Kurikulum modern mendorong siswa untuk menciptakan produk nyata yang relevan dengan kehidupan mereka, seringkali untuk memecahkan masalah di lingkungan sekolah. Contohnya termasuk merancang "Sistem Antrian Digital Kantin Sekolah" atau "Sistem Absensi Berbasis QR Code".

Lebih dari itu, kurikulum ini secara eksplisit mengajarkan kolaborasi antara manusia dan AI. Dalam "Proyek 5: Kolaborasi Human-AI Mini Proyek", siswa belajar bekerja dengan AI sebagai mitra kreatif. Mereka menggunakan ide dan kreativitas manusia untuk merancang konsep, lalu memanfaatkan AI untuk mengeksekusi bagian-bagian tertentu seperti membuat teks atau ilustrasi untuk poster, cerita, atau infografis.

Ini menandai pergeseran paradigma penting. AI tidak lagi dipandang sebagai ancaman yang akan menggantikan manusia. Sebaliknya, pendekatan ini mengajarkan bahwa AI "tidak bisa menggantikan kreativitas, empati, dan intuisi manusia". Siswa diajarkan untuk "Jadikan AI sebagai alat bantu, bukan pesaing," sebuah tool yang dapat memperkuat kreativitas dan meningkatkan produktivitas manusia.

Kejutan #5: Etika Digital dan Dampak Sosial Diajarkan Sejak Awal

Pendidikan teknologi modern tidak hanya berhenti pada "bagaimana caranya", tetapi juga masuk ke pertanyaan yang lebih dalam: "mengapa dan apa dampaknya". Aspek etika dan tanggung jawab sosial ditanamkan sejak dini.

Hal ini dibuktikan melalui berbagai proyek yang dirancang untuk menumbuhkan kesadaran. "Proyek 3: Refleksi Digital tentang AI" meminta siswa menulis refleksi pribadi tentang dampak AI dan etika digital. Ada juga "Proyek 6: Laporan Profesi yang Memanfaatkan AI" yang membuat siswa sadar akan bagaimana teknologi ini membentuk dunia kerja di masa depan. Elemen "Literasi dan Etika Kecerdasan Artifisial" dalam kurikulum secara eksplisit mengajarkan siswa tentang tanggung jawab etis dan hukum dalam penggunaan teknologi.

Dengan menanamkan kesadaran ini sejak awal, tujuannya adalah membekali generasi muda agar tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta teknologi yang bertanggung jawab.

Kesimpulan: Mempersiapkan Generasi untuk Masa Depan, Bukan Sekadar Mengajarkan Teknologi

Singkatnya, kelas-kelas ini tidak lagi hanya mengajarkan apa itu teknologi, melainkan bagaimana berpikir dengan teknologi. Dari menanamkan logika pemecahan masalah hingga berkolaborasi dengan AI sebagai mitra kreatif dan membentengi siswa dengan etika digital, kurikulum ini sedang membentuk pemikir, bukan sekadar pemrogram.

Dengan pendekatan ini, tujuan utamanya adalah membentuk generasi yang mampu beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi dengan teknologi secara bijaksana. Jika generasi muda sudah terbiasa melihat AI sebagai mitra kolaboratif sejak di bangku sekolah, inovasi luar biasa apa yang akan mereka ciptakan di masa depan?
Klik ini untuk membaca lanjutannya

Jumat, 14 Februari 2025

CARA CETAK KARTU SERTIFIKASI GURU (PLPG/PPG)

Sebelumnya saya mengucapkan selamat dan sukses kepada teman-teman guru yang sudah melaksanakan Sertifikasi (PLPG atau PPG) semoga tambah semangat dalam mengemban tugasnya. 

Postingan kali ini saya ingin sharing cara mencetak kartu sertifikasi guru, walaupun saya pernah memposting sebelumnya yaitu Cara Mencetak Kartu Nomor Registrasi Guru (NRG).

Nah buat teman-teman yang belum dan ingin mencetak kartu Sertifikasinya, bisa ikuti langkah-langkah berikut :

1. Buka situs https://cetak.mastiokdr.com/nrg

Sebelum anda mencetak kartu Nomor Registrasi Guru (NRG) / Data Sertifikasi Guru Pastikan bahwa anda sudah memiliki sertifikat pendidik dan pastikan bahwa Data Kelulusan sertifikasi anda sudah masuk di laman info GTK. Panduan Untuk melihat Nomor Registrasi Guru (NRG) silahkan kunjungi dilaman ini :  Cek Data Sertifikasi

2. Dari data Info GTK anda, selanjutnya isikan form berikut :



3.  Setelah diisi lengkap dan benar, selanjutnya klik tombol Cetak Kartu.

4.  Download


Demikian, semoga bermanfaat

Baca juga : Cara Mencetak Kartu Nomor Registrasi Guru (NRG).


Situs Resmi Data Kelulusan Sertifikasi Guru (NRG) : https://info.gtk.kemdikbud.go.id/


Klik ini untuk membaca lanjutannya